Rasulullah Saw bersabda,
"Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya
memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah
menempatkan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu menempatkan Allah dalam jiwanya
(hatinya)".
Sahabatku, yang termahal dalam
hidup adalah keyakinan pada Allah. Semakin kuat dan mendalam keyakinan kita
pada Allah, maka semakin beruntung hidup kita. Mahupun tidak, saat itulah kita
telah memiliki barang termahal dalam hidup.
Apalah ertinya kita memiliki
kekayaan melimpah, bila hati kita miskin dari mengenal Allah. Apalah ertinya
kita dikenal orang, bila kita tidak mampu mengenal Allah. Apalah ertinya kita
memiliki jawatan tinggi, bila kedudukan kita rendah di hadapan Allah. Semua
yang ada selain Allah adalah cUbaan dan fitnah shj. Walau memiliki dunia,
kedudukan kita akan rendah bila tidak mengenal Allah.
Sangat mudah bagi kita untuk
mengetahui tinggi rendahnya darjat diri di sisi Allah. Ada tiga ciri.
Pertama, dari segi ingatan. Dalam
24 jam waktu yang kita miliki setiap hari, berapa jam kita ingat Allah. Waktu
solat, apakah kita ingat Allah atau ingat yang lain. Waktu makan, apakah kita
ingat pada Dzat yang mengurniakan makanan tersebut, atau malah mencela makanan.
Waktu melaksanakan kerja, apakah kita sudah meniatkannya sebagai satu ibadah
atau sekadar mencari wang semata-mata. Waktu di perjalanan, apakah kita sibuk
berzikir serta bertafakur ayat-ayat Allah atau malah mata kita melihat perkara
yg sia-sia. Bila hati kita selalu dekat pada Allah dalam keadaan apapun juga,
maka sesungguhnya Allah telah meninggikan darjat kita.
Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya
memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah
menempatkan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu menempatkan Allah dalam jiwanya
(hatinya)".
Kedua, sejauh mana usaha kita
untuk "menyenangkan" Allah. Tinggi rendahnya darjat kita di sisi
Allah dapat terlihat dari senang tidaknya kita melakukan amalan yang dicintai
Allah dan Rasul-Nya. Allah menyukai solat berjemaah iaitu mempunyai pahala 27
kali ganda daripada solat sendirian.
Apakah kita termasuk orang yang
bersegera pergi ke masjid sewaktu azan dilaungkan? atau malah sibuk dengan
urusan dunia? Allah menyukai kedermawanan. Apakah kita sudah termasuk orang
yang dermawan? Allah menyukai hamba-hamba yang dekat dengan Alquran. Apakah
kita telah bersungguh-sungguh membaca dan mentadabur Alquran? Semakin kita
gigih "menyenangkan" Allah dengan melakukan amalan yang dicintai-Nya,
insya Allah darjat kita akan tinggi di sisi-Nya.
Ketiga, sejauh mana kegigihan
kita menghindarkan diri dari maksiat. Salah satu ciri kedekatan seorang hamba
dengan Allah, terlihat dari kesungguhannya dalam menjauhi maksiat. Adalah
kenyataan bila manusia tidak akan pernah luput dari dosa. Namun, orang-orang
yang berkedudukan tinggi di sisi Allah, akan segera bertaubat saat ia
terjerumus ke dalam maksiat. Ia menyesal, kemudian berazam untuk tidak
mengulangi kesalahan, dan menggantinya dengan kebaikan yang lebih banyak.
Sebaliknya, orang yang jauh dari Allah akan bahagia dengan dosa, tidak memiliki
penyesalan, dan mengulanginya lagi di lain kesempatan.
Sahabatku, jangan ada yang ditakutkan
dalam hidup ini, kecuali takut tidak dapat mengenal Allah. Harta, pangkat,
jawatan, kecantikan, atau ketampanan rupa sama sekali tidak bernilai, bila hati
kita hampa dari mengingat Allah. Maka kita harus mulai mengubah cita-cita
hidup: cukuplah menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia, dan berkedudukan
tinggi di hadapan Allah. Wallahu a'lam.
Sumber : http://syukurpadamu.blogspot.com/2009/06/darjat-disisi-allah-swt.html
Sumber : http://syukurpadamu.blogspot.com/2009/06/darjat-disisi-allah-swt.html
0 comments:
Post a Comment