Ada orang yang disukai banyak orang, ada orang yang dibenci banyak orang, ada yang dikenal banyak orang (idola), ada yang tidak dikenal seorang pun.
Ada yang selalu dipuji oleh banyak orang, ada yang selalu diumpat dan dicaci orang banyak.
Kita sedih apabila ada yang membenci diri kita, kita sedih apabila kita sendirian, tiada teman disisi. Kita senang bila banyak kawan disisi kita, kita gembira bila dipuji dan dipuja, disebut-sebut segala kebaikan kita.
Inikah manusia termasuk diri ini? bergelimang dengan kelalaian dan kealpaan? Pernahkan kita berfikir apa tanggapan Allah kepada kita?
Ketika kita menunda-nunda waktu solat, ketika kita terlambat solat subuh, ketika kita melewatkan waktu sepertiga malam dengan perkara yang sia-sia. Bila kita terjepit kesulitan, kita mendesak Allah untuk segera mengabulkan doa kita, dan ketika kita mendapat rezeki berlimpah ruah, tiada ucapan terima kasih dan syukur pada-Nya.
Kita terlalu sensitif dan mengambil berat apa yang manusia lain nilai tentang diri kita, sedangkan penilaian Allah, kita abaikan dan sia-sia kan.
Kita tahu, walau bagai mana besar darjat didunia ini, suatu hari nanti pasti kembali ke perut bumi. Kita tahu, bahwa bermegah-megahan dan melakukan maksiat dibumi ini, suatu hari nanti pasti diazab dalam perut bumi.
Kita tahu, walau banyak manapun tertawa di muka bumi ini, suatu haru nanti akan menangis diperut bumi. Kita tahu, bahwa memakan dan meminum barang haram, satu hari nanti tubuh pasti akan menjadi makanan ulat.
Kita tahu, berapapun banyaknya harta yang kita kumpulkan, satu hari nanti akan musnah jua harta itu.
Kita tahu, walau berapapun lampu yang kita gunakan ber watt-watt kekuatanya, agar menjadi penerang dalam rumah kita, satu hari nanti kita akan tetap hidup dalam gelap gelita di perut bumi.
Kita tahu, betapapun berlagak dan bertakabur diatas muka bumi ini, satu hari nanti akan tetap dihina dalam perut bumi.
Kita tahu, berapapun banyaknya sahabat yang kita miliki dimuka bumi ini, satu hari nanti pasti akan sendirian dalam perut bumi
KITA TAHU, WALAU SADAR HATI MEMBACA TULISAN INI, tak mudah untuk MERUBAH DIRI. Lalu, mari kita jawab, Siapa Kita Disisi ALLAH?
Dinukil dari kitab Tanbihul Ghafilin (Peringatan Bagi Orang-orang Yang Lalai):
Siapa yang pagi-pagi sudah memikirkan dunia, maka dia pagi-pagi telah murka Allah kepadanya.
Siapa yang mengeluh kerana ditimpa musibah, maka dia mengeluhkan Tuhannya.
Siapa yang tidak hirau dari mana datangnya rezekinya, maka Allah tidak hirau dari pintu mana dia akan masuk neraka.
Sesiapa yang berbuat dosa sambil ketawa dia akan masuk neraka sambil menangis.
Sesiapa yang sibuk memuaskan nafsu syahwat semata-mata, maka Allah akan mencabut daripada hatinya takut akan akhirat.
Sesiapa yang merendah kepada orang kaya kerana kayanya, maka selalu terbayang di ruang matanya kemiskinannya.
Pedih bukan, bila mengenangkan sejauh manakah reputasi kita sebagai seorang 'hamba' disisi Tuhan kita? Namun ramai sekali manusia di dunia ini tidak merasa apa-apa pun dan ada juga yang terlupa langsung untuk menilik-nilik kedudukan dan melakukan semakan terhadap tahap prestasi sendiri di sisi Allah SWT.
Bagaimana cara mengukurnya?
Jikalau kita hendak mengetahui sejauh mana kita di sisi Allah, lihatlah kepada sejauh mana Allah di sisi kita. Allah SWT berfirman: "Ingatlah Aku nescaya Aku akan mengingati kamu."
Jadi, sejauh mana kita mengingati Allah, selama itulah Allah mengingati kita. Apabila kita ambil peduli pada Allah, Allah akan peduli pada kita. Bila kita bergantung harap padaNya, Dia akan membantu kita. Bila kita cinta padaNya, Dia akan menyintai kita. Bila kita takut padaNya, Dia akan melindungi kita.
Dan, bagaimana kita mati nanti adalah bergantung kepada bagaimana hidupnya kita. Kalau semasa hidup kita sering mengingati dan menyebut nama Allah, demikianlah pada saat-saat kematian nanti. Jangan pula apabila tiba saat itu, kata-kata dan ingatan tidak baik yang menerjah dan terzahir keluar dari diri kita lantaran ketika hidup dahulu kita ini jenis yang tidak pedulikan Tuhan!
Na'uzubillahi min zalik.
http://dirihamba.blogspot.com/2012/05/siapa-kita-disisi-allah.html
0 comments:
Post a Comment